Tentang Titi

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
istri, ibu dari 5 anak, full time worker, menghibur diri dengan berkreasi dan berpuisi

Rabu, 22 Oktober 2014

Sandal Swallow Art : Seni Pahat Sandal Swallow

Beberapa waktu lalu baca status Wida bahwa salah satu bintang drakor pakai sandal swallow. Mana harganya pake dollar pulak. Klo gak salah harga indent 20$ ... alamaaak... mending enggak kalau aku mah...

Nah satu dua hari berikutnya, Mbak Fathimah minta beliin sandal swallow juga. Aku langsung waspada bin curiga dia mau ikutan idola drama korea. Eh, ternyata itu hanya buruk sangkaku aja. Mbak Fathim mencari sandal swallow karena mau diukir / dipahat atau apalah namanya. Hihi jadi inget ya, jaman dahulu suka namain sandal swallow pakai solder diukir inisial nama kita biar nggak ketuker.
Nah, kalau sandal swallow art ini nantinya bakal dibawa ke acara Jumbara PMR, karena ada acara temu karya juga, nanti hasil ukirannya bakal dipamerin di acara tsb.

Pas mbak nanya motif batik apa kira-kira yang mudah dipahat, aku langsung keinget motif mega mendung atau motif kawung. Itu kan relatif mudah ya...
Tapi berhubung ini acara Jawa Barat mbak Fathim memilih motif mega mendung yang khas Cirebonan. Karena mbak Fathim gak terlalu bisa nggambar, dia minta tolong Siti -sahabatnya- untuk menggambar. Siti ini pernah juga jadi partner mbak bikin tas kain perca. #oot hehe
Maka mbak pun mulai cukil sana cukil sini... jangan tanya alatnya apa ya...
Seharusnya mungkin ada alat khusus, biar mudah gitu. Tapi mbak hanya pake beberapa alat yang ada di rumah... yang jelas cutter tajam buat mahat, trus dia juga pakai seam ripper/alat pembuka jahitan /buat ndhedhel gitu untuk mencukilnya.
Karena dia keburu berangkat Jumbhara, ini foto sandal yang belum selesai dipahat niih.. kira kira beginilah penampakannya


sederhana tapi hasil karya

Selasa, 21 Oktober 2014

Tempat Pensil dari Botol Bekas

Assalamu'alaikum teman teman.... bagaimana kabar kalian ? Maafkan kebandelanku yaaa... lama tidak menyapa teman-teman semua melalui postingan di blog ini.
Selain karena kendala teknis -gadget rusak, ga da waktu, dsb- ya emang akhir-akhir ini juga lagi males bikin - bikin apaaa... gitu.
Sekalinya bebikinan, eh, males juga foto-fotonya.
Ya tapi sebenernya jauuuh.... di dasar lubuk hati yang terdalam, kangen juga nulis di sini. Xixixi jadi seperti menggalau ya..

Baiklah teman, sesuai judul di atas, ini adalah tempat pensil yang dibuat dari botol air mineral. Ini bukan buatanku ya.... aku kan lagi terserang malas tea, ini adalah buatan mbak Fathimah. Ini murni karya dia, aku cuma ngeliatin aja dia bikin ini.

Alat dan Bahan :
* botol bekas air mineral
* cutter
* cat minyak + kuasnya tentu saja

Cara Membuatnya :
* buang plastik pembungkus botol, potong dengan menggunakan cutter dengan tinggi sesuai selera.
* cat bagian luar botol dengan motif yang teman-teman suka. Mau batik, mau bunga, dsb. Di sini mbak Fathim cuma ngecat gitu aja.
* Biarkan kering dan wadahpun siap digunakan.

Jumat, 01 Agustus 2014

Selamat Idul Fitri

Waaaah.... ternyata bulan kemarin nggak ada postingan sama sekali di blog ini yaa...
Mumpung masih suasana lebaran, sambung lagi silaturrahimnya.

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1435 H
Taqabalallahu minna wa minkum
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Senin, 02 Juni 2014

Apronism - Isme Baru Tentang Apron

Sebenernya ini utang lama yang harus dibayar. Nggak papa lah ya Ko.... telat telat banyak... kan hadiahnya juga nerimanya telaat.... wakakak

Perkenalanku dengan apron ini sudah sejak lama. Yaitu pas aku SMP dan pelajaran ketrampilan praktek menjahit celemek.
Celemek pertamaku waktu itu warnanya pink, ada rempel-rempel dan saku di kiri. Trus nutup dada tentu saja. Mirip-mirip celemek putih yang suka dipakai para nanny dan ART di film-film bule jaman dulu itu lhooo.... Tapi dalam perjalanannya, aku sungguh lupa bagaimana nasib celemek jahitanku itu. Karena pas aku SMP aku juarang banget masak, tugasku adalah ke pasar, cuci piring dan menyapu halaman.
Setelah dewasa dan menikah, sebagai koboy di dapur rumahku sendiri, jujur aku katakan di sini, awalnya aku menganggap bahwa apron aka celemek itu bukan salah satu perlengkapan dapur. Haha kenapa ? Yaaah gak kenapa-napa aja... suka suka aku aja sik.

Menurutku, ngapain juga musti pake celemek atau apron ini, masak kan di rumah, pakai baju rumah, yah kalau abis masak dapat bau-bau sedap dari dapur, atau bajunya kotor karena kebanyakan reflek ngelap ke rok / baju (haha ini mah gue banget) ya tinggal mandi lagi aja, trus ganti baju. Simpel kan ?
Apalagi pada prakteknya aku nggak akan mandi sebelum urusan dapur kelar, ya makin sah aja kalau aku merasa nggak membutuhkan apron.
Satu-satunya apron yang kumiliki adalah apron berbahan plastik dari emperan Pasar Baru, itupun aku nggak beli. Tapi dibeliin oleh kakak ipar yang waktu itu aku anterin wisata belanja ke PasBar. Nasib apron ini sedikit tragis, yaitu dibuang karena keciprat ciprat semen pas renovasi dapur kemarin.

Ketika kemudian mak Iko merekomendasikan aku masuk grup IDFB di face book (walaupun sekarang juarrraaang banget diulik), pandanganku soal apron ini sedikit bergeser. Apalagi setelah tahu bahwa di dalam setiap tantangan di grup food blogger itu, pemenangnya selalu dapat apron. Jadi, kedudukan apron buat ratu dapur itu semacam 'mahkota' gitu kali ye.... atau sejenis  'jubah kebesaran' barangkali ?
Dan... aku pernah lho....dapat apron IDFB.  Yeay !  Menangin tantangan ? Oh, tentu tidak. Aku dapat gratisan dooooong dari Mak Iko.
Apronnya cakep. Berbahan utama denim, ada saku batik berlogo IDFB. saking bagusnya sampai sempat sayang mau makenya. Disimpen aja di lemari masih berbungkus plastik. Dan dikeluarkan oleh mbak Fathimah karena dia butuh. Selalu dipakai saat dia cuci piring malam yang ditunda ke pagi hari. apalagi kalau cupirnya udah pakai seragam sekolah. belakangan Ayuk pun mengikuti. Apron ini sekarang tiap hari nongkrong di dapur
Apakah ceritaku tentang apron sampai di sini ? Masih lanjooot...

Sejak mendapat apron IDFB dari Mak Iko, dan pandanganku terhadap apron sedikit terbuka, sekarang, kalau ada yang ngomongin apron, yang keinget olehku bukan lagi mamang mamang di Pasar Baru, tapi satu merk yang enak banget di dengar telinga, karena namanya melekat dengan bendanya. Apronism. Ya... ini itu semacam trend baru dalam dunia perdapuran.Apalagi ketika, Apronism mengeluarkan seri  " I'm Google Chef" . Alamaaaaak.... ini kan emak-emak jaman sekarang banget. Mau masak apapun tanya ke mbak Gugel. Apron ini dilengkapi saku besar di bagian depan buat nyimpen contekan eh salah, buat nyimpen gadget tempat kita berguru step by step sang resep.
Udah gitu perpaduan warnanya juga tsakep-tsakep.
Manusia boleh kepingin, skala prioritaslah persediaan beraslah yang menentukan. Berhubung duitku habis lagi habis lagi, ya sudah keinginan ber apronism -nya diendapkan dulu.
Makanya ketika Mak Ika bikin GA review dapur hangus berhadiah apron, dengan semangat reformasi aku ikut lombanya. Apakah aku menaang ? Yes !
Aku salah satu yang beruntung mendapatkan  satu lagi apron gratisan.
Penyerahannya sedikit tertunda, karena Mak Ika pengen menyerahkan langsung, sedang jadwalku dan jadwalnya gak cocok-cocok. Apalagi ketambahan Vio sekolah, trus Mak Iko pindah rumah (selamaat ya... nempatin rumah pribadi ayeuna maah)...makin tertunda deh.
Sabar ya...
Dan kesabaran itu akan indah pada waktunya.
Ketika jadwal kami cocok, maka apron hadiah dengan resmi diserahkan, ditambah traktiran. Alhamdulillaah...


pertemuan dengan Mak Iko, itu tin yang di tanganku itu, tempat apron lhoo
fokus ke apronnya ya...

Kamis, 29 Mei 2014

Cimplung Bandung

Kenapa cimplung Bandung?
Ya karena aku berkenalan dengan cimplung ini di Bandung, dan ternyata berbeda dengan 'cimplung' di kampungku Cilacap sana.
Di Cilacap (dan Kebumen -soalnya ada orang Kebumen yang nanyain kenapa cimplung bulat2- dan mungkin seputaran Banyumas), yang namanya cimplung adalah singkong yang direbus dengan nira. Ya, nira. Bukan air gula merah ya... Biasanya sih cimplung singkong ini bukan produk utama. Tapi seperti peribahasa sambil menyelam mengambil mutiara gitu lhoo...
Merebus nira sampai kental dan siap dicetak jadi gula merah kan lammmmaaaaaa.... jadi sambil nunggu itu, dimasukinlah singkong biasanya utuhan/potongan ukuran besar. Singkongnya maniiss dan empuk.... gulanya siap dicetak. Hhhhmmmm yummmyyy....  *makinkangenkampung.

Balik ke cimplung Bandung ya... Pertama aku makan sih inget, sambel hejo doong... mau yang di Natuna, di Katamso, mau di Palasari bahkan yang di pasteur sana pun. Sengaja 'sambel hejo' nya nggak huruf besar, karena ternyata kata yang tadinya kupikir 'brand' ini udah banyak banget variannya. Entah mana yang duluan mana yang yang belakangan. Mana yang original mana yang KW. Tapi di setiap rumah makan sambel hejo, biasanya ada cimplung.

Nah, kalau siapa yang mulai duluan posting cimplung di IG, sungguh aku gak tau. Biasanya kan resep yang mudah bakal mudah menular juga....Hihi... tapi terakhir aku lihat ya di akun @edapoenya. Akupun langsung ke blog Nyonya Besar dan ngubek-ubek di sana. Ketemu deh resepnya.

Bahan :
* 500 kentang kukus, haluskan
* 6 sdm aci
* 1 putih telur

Bumbu halus :
* duo bawang, merica, garam. penyedap rasa bila suka.

Cara :
Campur kentang+aci sampai kalis. Masukan bumbu halus. Uleni. Masukan putih telur, uleni lagi. Bentuk bulat-bulat. Kemudian goreng sampai matang.

Gampang kaaan ? #yakali
Ya aku nyobain pertama langsung berhasil. Hihi gatau ntar percobaan berikutnya...

Minggu, 25 Mei 2014

Dress Rajut

Kalau teman-teman pengen tahu sejak kapan aku belajar merajut, jangan kaget ya... kalau aku katakan bahwa aku merajut sejak SD. Di bawah kelas 5 SD malah. Kapan persisnya aku lupa. Mungkin kelas 3 atau 4. Tapi momentumnya enggak akan salah. Yaitu pindah ke rumah sendiri.
Pindah ke rumah sendiri itu saat aku kelas 5. Padahal sebelum pindah ke rumah sendiri ini aku sudah merajut.
Yang aku ingat adalah membuatkan dress untuk barbie-barbie kedua adik perempuanku.
Saat itu aku memakai benang wol karena murah dan mudah didapat. Lagipula karena tipis, jadi dressnya lebih 'jatuh'.
Trus karir rajut berikutnya adalah membuat topi buat adik. Kalau yang ini aku cuma nerusin bikinan ibu. Pas finishing ya sama ibu juga.
Abis itu berhenti. Pindah ke bikin bunga-bungaan, menyulam dan menjahit. Agak gede lagi malah ninggalin itu semua dan banyak main hehe

Nah kembali ke judul ya...
Kemarin ingat untuk bikin dress lagi karena lihat postingan sepatu barbie punya Lulu.
Ya ampuuun .... lebih dari 100 boooo sepatunya.
Akupun jadi ingat barbie abal abal milik F4. Daaan.... tadaaa... langsung kepingin bikin bajunya. Sekaligus mau nggodain Lulu.
Napsu banget bikin dress ini. Sampai-sampai tas Tante Tyke dibiarin sebentar. Yaaa... tapi bukan semata karena dress sih... ini lebih karena patah hati benangnya habis. Udah beli sebenarnya, mungkin karena faktor pencahayaan, benang yang terlihat sama saat dibeli itu, pas dirajutin ke tas Tante Tyka kok ternyata warnanya bedaaaaa... *gemess
Ya sudahlah... kita menghibur diri dulu ngerjain yang lain.

Mau lihat penampakan baju barbie dari rajutan ?

Rabu, 07 Mei 2014

Cake Rasa Nanas

Sepertinya kalau kita sudah beberapa kali baking, bakalan terasah feeling kita, apakah sebuah adonan bakal jadi cake atau enggak.
Lama kelamaan, aku menganggap memasak wabil khusus bikin kue itu, asal kita mau coba coba, ternyata bisa nemuin resep baru. Ini aku merasa seperti saat menjahit. Tiba-tiba pengen motong gitu atau gini, pengen nambahin ini itu sebagai aplikasi, dsb. Walaupun untuk menjahit ini terus terang aku masih terkendala mesin jahit. Iya, mesin jahitnya masih di toko, belum dipindahin ke rumah haha (mau bilang belum kebeli aja meuni muter muter).

Setelah kemarin mencoba cake rasa kacang kopi yang ternyata enak, kali ini aku coba lagi dengan rasa lain. Nanas ! Ya nanas, ini terinspirasi oleh tester kue lebaran yang dikirim teman :). Yaudah aku cobain gitu aja. Daaaaan.... hmmmm.... aromanya... sungguh menggoda selera. (Minimal seleraku dan anak-anak ya.... eh nggak juga sih, kata ibu-ibu pengajian juga enak).

Ini resepnya ya...
Bahan :
3 butir telur (iyah, selain irit juga aku khawatir loyang tulbanku gak muat)
125 gr terigu
125 gr gula pasir
75 gr mentega dicairkan
2 sdm selai nanas (lebih nikmat kalau pakai selai nastar, masih ada serat nanasnya)
Pengembang

Cara :
* mixer telur, gula dan pengembang sampai mengembang sempurna, kalau aku nandainnya putih dan kalau dimiringin nggak tumpah
* tambahkan 2 sdm selai, campur sampai rata
* tambahkan tepung dan mentega cair selang seling, aduk pakai spatula.
* tuang ke loyang yang sudah dioles mentega dan ditaburi terigu.
* panggang sampai matang

Gampang kaaan ?
Hihi kata mba Tituk aku hobby bikin cake. Iyaaa.... soalnya tinggal aduk aduk dan cemplung-cemplung. Sepanjang anak anak suka, kita pun semangat empat lima membuatnya. Ya nggak, ibu-ibu ?

Minggu, 04 Mei 2014

Cake Kacang Kopi a la Kreasi Titi

Udah nulis ngalor ngidul cerita sejarah penemuan resep ini, eh lupa save. Hilang deh. Intinya saat itu aku mau bikin resep lain, udah kocok telur ini itu, eh, bahan lain gak ada.  Tak ada rotan, akarpun jadi. Aduk sana sini, cemplung ini itu, lho... kok enak. Akhirnya kubikin lagi dan lagi dan lagi.
Daaaan resep ini sudah diverifikasi oleh @punyade dan @gellacia di akun IG. (Baca : udah dicoba bikin, dan jadi). Tersanjung nggak sih, resepku dicoba oleh 2 seleb ?

Berikut resepnya :
Bahan :
3 telur
125 gr gula
125 gr terigu
125 ml minyak goreng
2 sdm selai kacang
½ sachet kopi instan
1 sdt pengembang

Cara :
* kocok telur+gula+pengembang sampai putih, turunkan kecepatan mixer, masukan selai dan kocok sampai selai hancur/tercampur
* masukkan selang seling tepung+minyak, aduk pakai spatula
* tuangkan ⅔ adonan ke loyang yang sudah dioles mentega+tabur terigu.
* campurkan kopi ke ⅓ adonan yang tersisa, aduk rata, kemudian tuangkan adonan ke loyang, panggang sampai matang.

Sabtu, 19 April 2014

Puding Kentang

Dapat resep yang super duper gampil ini dari teman selingkaran. Pas kemarin ada botram-an, dia bawa puding yang menurutku rasanya juga enaaaak. Aku pernah makan di tempat teman lain, yang pakai labu kuning. Tapi karena temen itu ada diabet, dia bikinnya gulanya dikiiit. Hihi kurang pas di lidahku.
Bahan :
500 gr kentang, kukus dan haluskan
2 bungkus agar agar
4 gelas santan
1 gelas gula pasir/sesuai selera
Cara :
*masak agar+santan+gula sampai mendidih (sambil diaduk supaya nggak luber keluar dari panci)
*masukkan kentang, aduk aduk sampai bergolak lagi, matikan kompor
*aduk-aduk sampai asapnya berkurang. masukkan ke cetakan. Kalau perlu disaring supaya printilan kentang yang nyisa nggak terbawa.

Rabu, 16 April 2014

My First Muffin


Ceritanya udah banyak yang ngajakin bikin muffin. Tapi aku belum tergoda juga. Nah pas lihat IG @ndutyke2, dan bahannya ada maka akupun langsung nyoba nge-muffin tanpa babibu lagi.
 Terjemahan kira-kiranya seperti berikut :

Bahan :
* 60gr butter
* 2 cups self raising flour
* 1/2 cup gula kastor
* 1/2 cup susu cair
* 2 telur
* 2 pisang - hancurkan
* 1 cup choco chip

Cara : 
1. Panaskan oven 200 derajat.  isi loyang muffin dengan kertas. Cairkan butter di wadah kecil, dinginkan
2. campurkan tepung, gula kastor.
3. campurkan susu,  telur dan butter cair. masukkan ke adonan tepung. aduk sekenanya, katanya kalau ngaduknya kelamaan, muffin bakalan bantat.
4. masukkan pisang dan choco chip.  tuang ke loyang mufin. dan panggang kurleb 20 menit.
 

Selasa, 08 April 2014

Pepes Ikan Bumbu Urap

Ada aneka cara membuat pepes. Masing-masing ratu dapur pasti punya resep sendiri untuk membuatnya.
Yang akan kuposting sekarang ini adalah pepes ikan a la ibuku.
Sejujurnya aku tidak pernah belajar atau diajari secara khusus membuat pepes ini ya... tetapi lebih ke mengandalkan ingatan masa kecil *haiyah... kayak sekarang udah gede aja*
Waktu itu aku hanya sebagai figuran di dapur ibuku. Paling banter tugasku hanya mengupas bawang, memotong bumbu atau nggosreng di wajan. Tapi kegiatan berulang itu, ternyata terekam ya... *sambil ngoreksi diri apa yang udah diajarkan ke tiga gadis di rumah*

Okelah curcolnya jangan kebanyakan. Yang jelas, karena masa kecilku di Cilacap, ibuku selalu masak ikan laut, bulan ikan air tawar.

Bahan yang harus disiapkan :
* satu kg ikan (aku pakai ikan kembung) -sekilo dpt 7 ekor uluran sedang. Kerat-kerat badannya.
* daun kemangi bila suka
* daun pisang untuk membungkus
* lidi/tusuk gigi untuk menjepit bungkusan

Bumbu-bumbu :
* setengah butir kelapa, parut (hihi, masuknya ke bumbu ya... karena mau jadi bumbu memang)
* haluskan :
5 bawang merah,
5 bawang putih,
2 cabai merah (boleh ditambah kalau suka pedas)
Garam (garamnya banyakin dikit, biasanya kalau dikukus, asinnya jadi turun-perasaanku lho ya...)
* iris-iris
- 5 batang serai
- 1 jari kunyit
- 1 jari jahe
- 1 jari lengkuas
* beberapa lembar daun salam untuk 'alas' pepes
* cabai rawit bila suka

Cara mengolah :
* campurkan kelapa parut dengan bumbu halus, tambahkan kemangi dan bumbu iris. Tambahkan juga cabe rawit kalau suka. Aduk rata, cicip rasanya.
* ambil daun pisang, kemudian susun diatasnya 2 lembar daun salam, bumbu kelapa, ikan, bumbu kelapa lagi. Bumbu boleh dimasukkan ke perut dan kepala ikan. Kemudian bungkus. Sematkan lidi.
Lakukan sampai ikan dan kelapa habis.
* kukus kurang lebih satu jam agar tanak.

Nah... sementara nunggu ikan mateng, boleh dong kita siangi bayam dan tauge. Buat apa ? Kok nggak disebut sebelumnya ?
Yak, makanan sehat kan musti ada sayur.
Jadiii pas nanti ikan matang, ambillah bumbu kelapa dalam pepes, campurkan dengan sayur.
Tadaaaaa.... praktis kaan ?

Senin, 17 Maret 2014

Resep Dasar Simple Cake

Sejak aku diajarin dan 'dipaksa' baking dengan dikirimi hadiah oven sama Tri dan Sondang, rasanya paling sayang kalau beli jajanan semacam cake atau bolu-boluan. Jenis apa aja...
Kalau jenis yang low end alias yang murce pastilah sudah ketebak rasanya bakal gimana meski penampilan cantik jelita. Jaaaauh... sama bikinan kita. Dengan pede aku menganggap cake bikinanku lebih enak dari yang ada di toko kue sebelah rumah.
Nah kalau beli yang high end alias yang mahal, sayaaaaang duitnya. Xixi bilang aja pelit eh irit. Apalagi kalau yang mahalnya nanggung, haduuh sering deh kecewa sama rasanya.
Makanya untuk urusan bolu boluan ini aku lebih suka bikin sendiri. Terutama yang mudah dan murah.
Berikut adalah  cake dasar yang bisa dimakan gitu aja atau dihias dijadikan semacam tart tapi abal abal. Hehehe.
Bahan-bahan :
- 4 butir telur
- 150 gr gula pasir
- 150 gr terigu protein sedang (segitiga)
- 1/4 sdt vanilli bubuk
- 1/2 sdt emulsifier
- 50 gr margarin (dicairkan)
Cara membuat :
*panaskan oven. siapkan loyang, olesi margarin dan taburi dengan terigu tipis-tipis ajah.
*kocok telur, gula pasir, emulsifier, vanilli sampai kental kurleb 15 menit. *masukkan terigu sambil di ayak, aduk dengan spatula saja, kalau sudah rata tambahkan margarin cair.
*tuang ke loyang, oven kurleb 20-25 menit.
Gampaaaang kaan ?
Klo mau dibikin rasa coklat tinggal kurangi tepung 2 sdm ganti dengan coklat bubuk 2 sdm. Kasih chocochip supaya lebih mantap coklatnya.
Mau bikin rasa kopi juga bisa gitu.
Kalau mau dibuat rasa keju, masukkan 50 gr keju parut, nanti atasnya taburi lagi keju parut.

Rabu, 19 Februari 2014

Nugget Sayur Home made

Nugget ayam ? Nugget ikan ? Biasaaaa... nugget sayur ? Coba aja...
Tapi jangan tanya aku ya... kandungan gizinya gimana... sungguh aku gak tau bagaimana nasib bahan makanan yang sudah dimasak ulang-ulang begini. *oratanggungjawabblas*
Ya mungkin kandungan seratnya masih ada. Tapi vit-vit nya itu pasti sudah berkurang kadarnya ya... hehehe
Adapun bahan-bahan dan bumbu-bumbu nuget sayur adalah sbb :
* 100 gram wortel, diparut kasar
*  3 sdm protein sedang
* 3 butir telur, dikocok lepas
*  50 ml air
* ½ buah bawang bombay, dicincang halus
* 2 siung bawang putih, dihaluskan
* ½ sdt mrica halus
* ½  sdt pala bubuk
* 1 sdt garam
* ½ sdt gula pasir
Bahan pencelup / pelapis :
1 butir telur, dikocok lepas
50 gram tepung roti
Catatan : semakin kecil potongan nugget, semakin bertambah bahan pencelup yang diperlukan.
Cara Memasaknya :
- Aduk rata semua bahan. Tuangkan ke wadah tahan panas yang dialas plastik. Kukus 30 menit sampai matang.
- Potong – potong sesuai selera. Celup ke telur. Gulingkan di tepung roti. Lakukan pelapisan 1 kali lagi bila suka.
Tadaaaaa.....

Minggu, 09 Februari 2014

Spageti A la Pantai

Hahaha... maaf belum belum udah ketawa. Ya lucu aja gitu. Berhubung aku gak tau mau dikasih nama apa ya suka suka aku aja bikin namanya.
Sejujurnya aku jaaarrrraaaaang sekali gugling resep. Kenapa ? Pertama karena gak kepikiran mau masak apa sehingga perlu tanya mbah gugel. Kedua aku maunya nyoba yang teman-teman udah pernah nyoba. Jadi kan bisa nanya-nanya getooo....
Estede banget kan selera makannya ? Yah... cukuplah untuk lidah yang cuma bisa membedakan makanan dalam dua kategori, enak dan enak sekali.
Ceritanya kemarin anakku malam-malam minta spageti. Sebagai emak males mikir ngomong iya duluan. Padahal belum lihat persediaan bahan. Karena di dalam kulkas cuma ada udang akhirnya kepikiran bikin ini. Sangat ekonomis, sesuai anggaran kami.
Oke, judulnya udah ya... spageti a la pantai.
Bahan :
Satu bungkus spageti la fonte, rebus, sisihkan.
Saus :
* 100gr udang kupas, cincang.
* 5 buah tomat sebesar kurleb segenggaman tangan, parut pakai parutan tupperware -titipansponsor
* setengah botol kecil saus tomat
* setengah butir bawang bombai, cincang halus
* 2 siung bawang putih cincang halus
* merica dan lada bubuk sesuai selera
* oregano kalau pas punya.
* minyak untuk menumis
Cara membuatnya :
* tumis duo bawang sampai harum, masukkan udang. Tambahkan merica dan lada bubuk
* bila udang sudah tampak layu, masukkan tomat halus, masak dengan api sedang, aduk aduk sampai airnya hampir habis. Kalau kelihatan gosong di wajan, kecilkan api.
* masukkan saus tomat dan oregano. Aduk.
Jadi deeeh....
Cara menghidangkan :
Letakkan spageti di piring, siram dengan saus. Tambahkan keju parut bila suka.

kayaknya kurang merah ya.. hihi

Minggu, 02 Februari 2014

Choco Devil Cake

Pertama ngerasain cake ini, waktu dapat kiriman kue ultah Faiz dari Mak Sondang.
Nah terus, pas Mak Sondang ultah kemarin, Mba Tri bikin ini. Wow... lebih pas rasa coklat dan manisnya. Gak bikin mblenger. Sampai-sampai aku makan dua potong malahan. *tjiumMbakTridan Sondang satu-satu*

Sesampainya aku di rumah, mba Tri sms resep tanpa kuminta. Haha.. udah tau aja dia...
Ini yang bikin aku semangat berlatih, kata Mbak Tri, kalau dia bisa, aku juga pasti bisa. Bikin pede kan ?
Sayang seribu sayang, saat itu dapur lagi bongkaran, jadi gak bisa mengeksekusi resep dari mbak Tri.
Sekarang... setelah beres urusan dapur, baru deeeh.. dicobain.

Resep Asli sesuai SMS :
Coklat bubuk 60 gr diseduh air panas 120 ml aduk sampai spt pasta sisihkan sampai dingin, Mentega 340 gr kocok 4 mnt kec rendah  trus masukan gula yg dah diblender 375 gr  sedikit2 kocok 5 mnt, telur 4 yg besar dikocok lepas trus masukan ke afonan mentega kec rendah dkt2 sampai rata, larutan coklat campur dgn susu cair pth 240 ml, terigu 360 gr dan soda kue 1sdt diayak masukan ke adonan mentega tepung dan susu coklat bergantian awali dgn tepung akhiri dgn tepung kocok kec rendah, adonan tuang ke loyang yg sdh dioles mentega dan diberi kertas roti, panggang 160 sd 170 derajat 35 sd 45 mnt

Hahaha... pusing nggak bacanya ?
Kata Tri, untuk mendapatkan hasil panggangan yang bagus, minimal ada sela 2 cm kanan dan kiri loyang sampai ke dinding oven.
Karena resep ini banyak dan harus pakai loyang gede, sedang ovenku kecil, Tri nyaranin aku bikin per setengah resep atau 3/4 -nya. Maka akupun membuat perhitungan untuk 3/4 resep.

Bahan :
-coklat bubuk 45gr
- 255 gr mentega
- 280 gr gula kastor
- 3 telur ukuran besar
- susu cair 180 ml
- terigu 280 gr
- soda kue 1sdt

Cara membuatnya :
*coklat bubuk 45gr diseduh dengan air panas 90ml. Aduk sampai jadi pasta, sisihkan sampai dingin
*255 gr mentega kocok 4 menit kecepatan rendah kemudian masukkan gula yg sudah diblender (gula kastor). sedikit demi sedikit sambil  dikocok selama 5 menit
*telur 3 yg besar dikocok lepas trus masukan ke adonan mentega, kocok dengan  kecepatan rendah, masukkan  sedikit demi sedikit sampai rata,
*campur larutan coklat dengan susu cair
*terigu 270 gr dan soda kue 1sdt diayak
*kemudian masukkan ke adonan mentega :   tepung dan susu coklat bergantian awali dgn tepung akhiri dgn tepung , kocok dengan kecepatan rendah,
*tuang adonan tsb ke loyang yg sdh dioles mentega dan diberi kertas roti, lalu panggang suhu 160 sd 170 derajat selama  35 sd 45 mnt .

Nah, masih terkendali kan, tingkat kesulitannya ?

Sabtu, 25 Januari 2014

Something Creative

Sudah lama enggak posting di mari hehehe
*tapi di blog sebelah penuh*
Berhubung belum punya karya pribadi yang bisa dipamerkan, kali ini pamer karya orang lain aja dulu ya...

Pernah baca di mana, atau dengar di radio apa di tivi  (lupa, asli, yang ngomong siapa juga lupa) katanya untuk menjadi kreatif itu memang harus punya ide-ide out of the box. Atau ide yang di luar kebiasaan.
Tapi, setelah itu, ide -ide itu harus dapat dieksekusi atau dibuat in the box.
Bingung nggak ?
Ya mungkin maksudnya bolehlah elu punya ide setinggi langit, tapi bisa dikerjakan nggak ? Bisa dituangkan jadi karya nyata nggaak?
Kalau enggak bisa jadi karya, berarti bukan kreatif, nggak ada  "create".
Kira-kira begitu, barangkali...

Nah, ada satu ide yang bikin aku kagum. Setiap lewat, pasti aku lihat karya ini. Padahal minimal sehari dua kali aku lewatin, 5 hari dalam seminggu. Tapi gak bosen bosen, sambil ngebatin, kok bisaaa yaaa... punya ide ini.
Apa sih apa sih ? Penasaran ?

Ini adalah gedung kantor perusahaan yang melayani perancangan, pembangunan maupun renovasi gedung/rumah. Mungkin menurut mereka itu perusahaan yang sangat 'biasa' karena banyak banget saingannya. So mereka harus menampilkan sesuatu yang berbeda dari kantor lain.
Merekapun unjuk kebolehan. Menurutku, kantor ini bukan saja menarik perhatian, tapi sudah mencerminkan usaha mereka secara lengkap.

Ini dia... rumah kebalik.

Rabu, 08 Januari 2014

American Risoles Wanna Be

Setelah membaca postingan Mbak Tituk tentang american risoles ini, trus lihat gambar-gambar IG teman teman yang udah pada nyobain, penasaran juga jadi pengen nyoba.
Semangat banget dari akhir November dah beli tepung roti dan wajan teflonnya (hah ? belum punya ?) ternyata sampai Desember berakhir belum mood juga untuk membuat. Bukan apa- apa , kondisi dapur yang lagi bongkaran dan penuh debu membuatku berhitung untuk memasak. Debunya itu lho...

Dan awal tahun kemarin, momennya tepat banget, pada suatu Jumat, mbak Tituk mengirimiku amris yang aduhai, dan ola la anak-anak minta nambah,  maka aku pun bilang besok kita bikin sendiri. Besoknya kebetulan mang tukangnya libur. passs banget. akhirnya resep amris ini
yuuuk... kita coba yuuuk...

Bahan :

Untuk kulit:
* 1,5 gelas tepung terigu (150 gr)
* 2 gelas susu cair (350 ml)
* 1 sdm mentega cair
* 1 butir telur + 1 kuning telur (putihnya disisihkan dulu ya.. nanti dipakai untuk membalur)
* Tepung panir kasar secukupnya
Bahan isi:
* 3 butir telur rebus (masing-masing dipotong 6)
* 4 buah sosis - aku potong 6 tipis-tipis kayak daging asap hehe ( karena resep aslinya pakai daging asap)
* Keju slice 3 lembar (masing-masing kupotong jadi 6)
* Mayonais secukupnya (yang banyak ya.. karena ternyata makin enak kalau mayonaisnya banyak. aku habis setengah botol lebih untuk 16 potong amris)

penampakan kulit dan bahan isi
 Cara membuatnya :
  1. Campur jadi satu terigu, susu, telur kocok, dan mentega cair. Kemudian aduk sampai rata. Saring agar adonan benar-benar halus, enggak ada printilan printilan terigu.
  2. Panaskan teflon (aku pakai yang diameter 22 cm), olesi dengan sedikit mentega. Dadar adonan kulit satu demi satu. Sendokin pakai sendok sayur sekaligus sebagai ukuran. Caraku, aku angkat teflon dari atas kompor (supaya tidak terlalu panas), trus aku tuangkan adonan di tengah teflon, trus teflonnya diputar gitu supaya adonannya rata. Kalau teflonnya terlalu panas, adonan enggak bisa melebar karena telanjur mateng, pakainya api sedang aja ya.. kalau digoyang sudah terlepas dari teflon, berarti kulit amris itu udah mateng.
  3. Pas pengisian, kulit amris aku kasih mayonais dulu, terus diatasnya kususun telur, keju, dan sosis, baru kasih lagi mayonais di atasnya. lipat segi empat. lem dengan sedikit putih telur, sisihkan. lakukan sampai seluruh kulit habis. 
  4. Setelah itu, celupkan risoles di putih telur, terus dibalur tepung panir. Simpan di wadah pak n stor #kode, letakkan bersisian. Aku lapisin plastik pas meletakkan tumpukan kedua supaya enggak lengket nantinya (kali aja ada efek putih telur di tepung panir). Simpan di freezer sebelum digoreng.
  5. Sebelum digoreng, angin-anginkan sebentar agar tidak terlalu beku. Pakai minyak cukup dan api sedang agar kulitnya crispy tapi enggak gosong

risoles yang siap digoreng
Pengen nyoba ? Pengen nyoba ? Silakaaaan...

Salam Kreatif !