Tentang Titi

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
istri, ibu dari 5 anak, full time worker, menghibur diri dengan berkreasi dan berpuisi

Kamis, 11 Agustus 2011

Tas Rajut untuk Sahabat


Sondang adalah sahabat yang sangat berarti bagiku.
Ketulusan dan kejujurannya bersinar seperti arti namanya (Sondang=cahaya)
Dia guru bagiku dalam hal per-internet-an dan per-blogging-an
Dia energik dan penuh semangat. Semangatnya dalam mencari ilmu sungguh luar biasa dan sangat menginspirasiku.
(Kebayang, saat baru nikah dia masih nanya nanya cara bikin perkedel, sekarang keahlian masak-nya dah jauh melampauiku)

Bulan Agustus ini dia melanjutkan S2 di ITB, bea siswa dinas.
Pengen ngasih sesuatu yang spesial buatnya, maka aku bikin tas slempang ini.
Modelnya aku tiru dari tas tas yang banyak dijual di alun alun. Tadinya sih pengen gak ada sambungan di rajutan. tapi ternyata pas buat slempangnya agak susah.
Kayaknya harus berguru ke ahlinya nih...

Inilah penampakan tas itu


ini aku bergaya dekat tas, dan jus mangga (halah puasa puasa ngomongin jus mangga)


ini aku dan Sondang, lihat senyum Sondang tuh..


Semoga engkau suka ya Ndang... cepat lulus dan balik lagi sekantor..

Selasa, 09 Agustus 2011

Peci Untuk Faiz

Akhir akhir ini lagi senang sekali merajut. Berbagai model rajutan dicoba. Kata teh Iffon -guru merajutku, tepatnya yang memolesku dalam hal merajut- kalau mau cari, di internet banyak free pattern untuk berbagai barang. Tapi berhubung aku minim banget dalam hal bahasa asing, dan gaptek pula, (menggunakan google translate pun belum tau caranya) akhirnya aku pake ilmu coba coba saja. Alhamdulillah, sejauh ini belum pernah ada produk gagal dari rajutan. (hihi.. gimana mau ada produk gagal, kan kalau gagal tinggal tarik benang, maka tak pernah jadi produk)

Menjelang Ramadhan kemaren, dari sekolah Faiz, ada surat, kalau selama Ramadhan, anak anak Paud harus memakai busana muslim. Padahal, Faiz belum punya satupun baju koko. Alamaaak... aku putar otak untuk 'mengakali'. Voila, keidean membuat peci untuk Faiz. Jadi aku tinggal pakein dia celana panjang, kemeja/kaos panjang, dan pake peci. Semoga tampaklah seperti busana muslim.
Inilah penampakan peci Faiz... berhubung ybs lagi ngambek gak mau foto, maka guling kesayangannya sajah yang jadi model.



Peci ini sengaja dibuat bolong bolong, selain untuk motif, sejujurnya juga ada unsur malas, kalau merajut full.
Maka jadilah motif yang lucu ini.
Lubang yang miring diagonal di bagian samping


Dan di bagian atas juga dibuat lubang lubang seperti ini


Alhamdulillah, Faiz mau memakainya ke sekolah dan ke masjid kalau pas tarawih. Aduh senangnya .. bisa membuat sesuatu untuk anak laki-lakiku

Jumat, 05 Agustus 2011

Selimut Perca

Sebenarnya sudah lama aku menyimpan satu kantong plastik kain perca dari penjahit langganan. Awalnya, ingin membuat selimut untuk Mbak Fathimah. Sehingga prosesnya pun aku jelujur berdua dengan mbak Fathimah, anak pertamaku. Sudah dijelujur, disambung sambung, tapi akhirnya cuma digeletakin sekian lama tanpa penyelesaian. Sebabnya, karena aku ragu, di dalamnya mau diisi busa apa dacron. Kata ibu pemilik konfeksi dekat rumah, lebih enak diisi dacron. Tapi aku belum tahu belinya dimana.
Kalau busa, aku udah pernah lihat yang jualnya di pasar Kosambi belakang, tapi kalau dacron belum tahu. Emang dasar nggak niat nyari kali ya.. Bandung gitu lho...

Beberapa waktu kemudian, Pas aku main ke Toko Tulip, ada dacron gulungan di toko itu, sekalian aja aku beli. Jadilah selimut mbak Fathimah itu aku selesaikan.
Di bagian kain perca, aku jelujur bolak balik, di dalam pas sambungannya dan di luar juga di jelujur lagi.
Untuk kain pelapis di bagian belakang selimut, aku pake sprei bekas yang sudah bolong tengah, kubuang tengahnya, kupake pinggir pinggirnya.
Cara pemasangannya adalah, kain di bagian bawah lebih lebar dari sambungan perca, lalu dilipat ke depan. Dan dijahit dari depan.
Beginilah penampakannya...


Setelah penasaran dengan hasil selimut pertama yang sambungannya tanpa motif, aku coba coba lagi buat selimut berikutnya. Kali ini dengan pola sedikit lebih teratur. Tapi untuk penyambungan percanya, aku cuma jelujur belakang.
Kain di bagian belakang, aku pake kain bedong Faiz yang sudah tidak terpakai.
Benar benar memanfaatkan barang bekas.
Untuk pemasangan dacron aku pake cara yang berbeda, kali ini kain belakang dan kain sambungan perca sama besar, kemudian di pinggirnya aku tutup seperti list pakai kain putih.
Beginilah penampakannya..




Oya, kenapa semua penjahitan aku jelujur? karena aku belum punya mesin jahit. hehehe.. nganggur banget yaks....