Tentang Titi

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
istri, ibu dari 5 anak, full time worker, menghibur diri dengan berkreasi dan berpuisi

Kamis, 29 Mei 2014

Cimplung Bandung

Kenapa cimplung Bandung?
Ya karena aku berkenalan dengan cimplung ini di Bandung, dan ternyata berbeda dengan 'cimplung' di kampungku Cilacap sana.
Di Cilacap (dan Kebumen -soalnya ada orang Kebumen yang nanyain kenapa cimplung bulat2- dan mungkin seputaran Banyumas), yang namanya cimplung adalah singkong yang direbus dengan nira. Ya, nira. Bukan air gula merah ya... Biasanya sih cimplung singkong ini bukan produk utama. Tapi seperti peribahasa sambil menyelam mengambil mutiara gitu lhoo...
Merebus nira sampai kental dan siap dicetak jadi gula merah kan lammmmaaaaaa.... jadi sambil nunggu itu, dimasukinlah singkong biasanya utuhan/potongan ukuran besar. Singkongnya maniiss dan empuk.... gulanya siap dicetak. Hhhhmmmm yummmyyy....  *makinkangenkampung.

Balik ke cimplung Bandung ya... Pertama aku makan sih inget, sambel hejo doong... mau yang di Natuna, di Katamso, mau di Palasari bahkan yang di pasteur sana pun. Sengaja 'sambel hejo' nya nggak huruf besar, karena ternyata kata yang tadinya kupikir 'brand' ini udah banyak banget variannya. Entah mana yang duluan mana yang yang belakangan. Mana yang original mana yang KW. Tapi di setiap rumah makan sambel hejo, biasanya ada cimplung.

Nah, kalau siapa yang mulai duluan posting cimplung di IG, sungguh aku gak tau. Biasanya kan resep yang mudah bakal mudah menular juga....Hihi... tapi terakhir aku lihat ya di akun @edapoenya. Akupun langsung ke blog Nyonya Besar dan ngubek-ubek di sana. Ketemu deh resepnya.

Bahan :
* 500 kentang kukus, haluskan
* 6 sdm aci
* 1 putih telur

Bumbu halus :
* duo bawang, merica, garam. penyedap rasa bila suka.

Cara :
Campur kentang+aci sampai kalis. Masukan bumbu halus. Uleni. Masukan putih telur, uleni lagi. Bentuk bulat-bulat. Kemudian goreng sampai matang.

Gampang kaaan ? #yakali
Ya aku nyobain pertama langsung berhasil. Hihi gatau ntar percobaan berikutnya...

Minggu, 25 Mei 2014

Dress Rajut

Kalau teman-teman pengen tahu sejak kapan aku belajar merajut, jangan kaget ya... kalau aku katakan bahwa aku merajut sejak SD. Di bawah kelas 5 SD malah. Kapan persisnya aku lupa. Mungkin kelas 3 atau 4. Tapi momentumnya enggak akan salah. Yaitu pindah ke rumah sendiri.
Pindah ke rumah sendiri itu saat aku kelas 5. Padahal sebelum pindah ke rumah sendiri ini aku sudah merajut.
Yang aku ingat adalah membuatkan dress untuk barbie-barbie kedua adik perempuanku.
Saat itu aku memakai benang wol karena murah dan mudah didapat. Lagipula karena tipis, jadi dressnya lebih 'jatuh'.
Trus karir rajut berikutnya adalah membuat topi buat adik. Kalau yang ini aku cuma nerusin bikinan ibu. Pas finishing ya sama ibu juga.
Abis itu berhenti. Pindah ke bikin bunga-bungaan, menyulam dan menjahit. Agak gede lagi malah ninggalin itu semua dan banyak main hehe

Nah kembali ke judul ya...
Kemarin ingat untuk bikin dress lagi karena lihat postingan sepatu barbie punya Lulu.
Ya ampuuun .... lebih dari 100 boooo sepatunya.
Akupun jadi ingat barbie abal abal milik F4. Daaan.... tadaaa... langsung kepingin bikin bajunya. Sekaligus mau nggodain Lulu.
Napsu banget bikin dress ini. Sampai-sampai tas Tante Tyke dibiarin sebentar. Yaaa... tapi bukan semata karena dress sih... ini lebih karena patah hati benangnya habis. Udah beli sebenarnya, mungkin karena faktor pencahayaan, benang yang terlihat sama saat dibeli itu, pas dirajutin ke tas Tante Tyka kok ternyata warnanya bedaaaaa... *gemess
Ya sudahlah... kita menghibur diri dulu ngerjain yang lain.

Mau lihat penampakan baju barbie dari rajutan ?

Rabu, 07 Mei 2014

Cake Rasa Nanas

Sepertinya kalau kita sudah beberapa kali baking, bakalan terasah feeling kita, apakah sebuah adonan bakal jadi cake atau enggak.
Lama kelamaan, aku menganggap memasak wabil khusus bikin kue itu, asal kita mau coba coba, ternyata bisa nemuin resep baru. Ini aku merasa seperti saat menjahit. Tiba-tiba pengen motong gitu atau gini, pengen nambahin ini itu sebagai aplikasi, dsb. Walaupun untuk menjahit ini terus terang aku masih terkendala mesin jahit. Iya, mesin jahitnya masih di toko, belum dipindahin ke rumah haha (mau bilang belum kebeli aja meuni muter muter).

Setelah kemarin mencoba cake rasa kacang kopi yang ternyata enak, kali ini aku coba lagi dengan rasa lain. Nanas ! Ya nanas, ini terinspirasi oleh tester kue lebaran yang dikirim teman :). Yaudah aku cobain gitu aja. Daaaaan.... hmmmm.... aromanya... sungguh menggoda selera. (Minimal seleraku dan anak-anak ya.... eh nggak juga sih, kata ibu-ibu pengajian juga enak).

Ini resepnya ya...
Bahan :
3 butir telur (iyah, selain irit juga aku khawatir loyang tulbanku gak muat)
125 gr terigu
125 gr gula pasir
75 gr mentega dicairkan
2 sdm selai nanas (lebih nikmat kalau pakai selai nastar, masih ada serat nanasnya)
Pengembang

Cara :
* mixer telur, gula dan pengembang sampai mengembang sempurna, kalau aku nandainnya putih dan kalau dimiringin nggak tumpah
* tambahkan 2 sdm selai, campur sampai rata
* tambahkan tepung dan mentega cair selang seling, aduk pakai spatula.
* tuang ke loyang yang sudah dioles mentega dan ditaburi terigu.
* panggang sampai matang

Gampang kaaan ?
Hihi kata mba Tituk aku hobby bikin cake. Iyaaa.... soalnya tinggal aduk aduk dan cemplung-cemplung. Sepanjang anak anak suka, kita pun semangat empat lima membuatnya. Ya nggak, ibu-ibu ?

Minggu, 04 Mei 2014

Cake Kacang Kopi a la Kreasi Titi

Udah nulis ngalor ngidul cerita sejarah penemuan resep ini, eh lupa save. Hilang deh. Intinya saat itu aku mau bikin resep lain, udah kocok telur ini itu, eh, bahan lain gak ada.  Tak ada rotan, akarpun jadi. Aduk sana sini, cemplung ini itu, lho... kok enak. Akhirnya kubikin lagi dan lagi dan lagi.
Daaaan resep ini sudah diverifikasi oleh @punyade dan @gellacia di akun IG. (Baca : udah dicoba bikin, dan jadi). Tersanjung nggak sih, resepku dicoba oleh 2 seleb ?

Berikut resepnya :
Bahan :
3 telur
125 gr gula
125 gr terigu
125 ml minyak goreng
2 sdm selai kacang
½ sachet kopi instan
1 sdt pengembang

Cara :
* kocok telur+gula+pengembang sampai putih, turunkan kecepatan mixer, masukan selai dan kocok sampai selai hancur/tercampur
* masukkan selang seling tepung+minyak, aduk pakai spatula
* tuangkan ⅔ adonan ke loyang yang sudah dioles mentega+tabur terigu.
* campurkan kopi ke ⅓ adonan yang tersisa, aduk rata, kemudian tuangkan adonan ke loyang, panggang sampai matang.